Sebuah tanya..


ada sebuah puisi dari Gie yang benar-benar membekas dikepalaku.. meski telah berulang kali membaca dan mendengarkan lewat suara nicolas saputra pun, puisi ini tak pernah habis dan masih terus terasa begitu hidup..

Sebuah tanya..

Akhirnya semua akan tiba pada pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui.

Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
 sambil membenarkan letak leher kemejaku.

kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah Mandalawangi.
kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram

meresapi belaian angin yang menjadi dingin

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika kudekap kau dekaplah lebih mesra, lebih dekat.

( lampu-lampu berkedipan di Jakarta yang sepi
kota kita berdua, yang tau dan terlena dalam mimpinya
kau dan aku berbicara tanpa kata, tanpa suara
ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita )

Apakah kau masih akan berkata...

kudengar derap jantungmu

kita begitu berbeda dalam semua

kecuali dalam cinta

( haripun menjadi malam kulihat semuanya menjadi muram
wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
dalam bahasa yang tidak kita mengerti
seperti kabut pagi itu )


manisku, aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan
dan harapan-harapan bersama hidup yang begitu biru.

Selasa, 1 April 1969
SOE HOK GIE

Urat Hati
Soe Hok Gie


0 komentar: