Hari #2 Untuk Semangkuk Rasa

Selamat malam dunia...
Selamat malam semua keinginan..
Aku sudah tua...

Entahlah dibagian mana yang lebih penting...

beberapa bulan terakhir ini, aku lebih cendrung memikirkan banyak hal tentang dunia.,
aku mencintainya, mencintai dunia ini serupa gemerlapnya, selaksa nikmat dan keindahannya..
namun sejatinya, pada dunia ini yang begitu rapuh... aku begitu merasa kalah..
ada begitu riuh keinginan yang bersenandung riang dalam benakku..
serupa bait lagu pembuka animasi doraemon, aku ingin begini, aku ingin begitu.. ingin ini.. ingin itu.. banyak sekali...
namun pada dasarnya....,

aku tak lebih dari seekor pecundang., yang terpaksa hanya terus bermimpi..
menanggalkan angan-angannya jauh keatas cakrawala, tanpa pernah bisa sedikitpun lagi untuk berani,
mencoba membuatnya nyata...

aku selalu bermimpi, untuk punya sebuah tempat dinegeri ini, dikalisalam ini..
dimana seluruh warga kalisalam menjadi bos bagi dirinya sendiri...
dimana warga kalisalam tak perlu repot mencari uang, pekerjaan, pengalaman..
meninggalkan rumah tinggal mereka...bahkan bila perlu... kalisalam adalah pusat perekonomian masyarakat sekitar.aku selalu bermimpi, untuk membuat sebuah rumah produksi, di pesantren ini..
dimana, seluruh santri.., tak lagi kebingungan menentukan jalan hidupnya... sembari mendalami agamanya..atau, mendalami agamanya sembari memerdekakan dunianya....bahkan bila perlu, mereka mampu sukses pada dunianya, juga akhiratnya...

aku selalu bermimpi, untuk menjadikan mereka yang dekat denganku, lebih mampu berbagi...
kepada yang dekat dengan mereka... lebih mampu memahami orang lain, lebih ringan membantu orang lain...
bahkan bila perlu... mereka tak segan menjadi darah dan daging orang lain. tapi mimpi itu mungkin benar hanya bunga tidur,...
dan mungkin memang akan begitu sulit untuk membuatnya nyata...
dan aku... terlalu berat memanggulnya sendirian..,
sementara hati, kini melenggang pergi..,
dan kaki, seolah tak lagi mau berjalan...


aku tak lebih dari remukan-remukan sampah, yang memang hanya bisa berharap...

mengaitkan keinginan tanpa melihat kemampuan... sungguh lucu...
ada kalanya, aku ingin punya mobil mewah.,
ya berharap dengan memilikinya, aku akan dipandang sukses dan sejahtera..
ada kalanya, aku ingin punya gadget mahal,
ya berharap dengan barang-barang itu, aku akan dilihat lebih gahool dan lebih pintar...
ada kalanya, aku ingin punya motor gede,
ya berharap dengan mempunyainya, aku bisa nggeber-nggeber seperti kebanyakan pemuda akhir-akhir ini..
ada kalanya, aku ingin punya pesawat pribadi,
ya berharap dengan adanya itu, aku bisa mengajak keliling nusatara, mereka yang aku cinta...


aku tak lebih dari bongkahan buah busuk, yang terpaksa hanya terus berkhayal..,
siapa tau, tiba-tiba Tuhan memberiku kekuatan,
layaknya Ayahanda Garaa, Kazekage ke-empat dalam Naruto yang mampu mengangkat debu-debu pasir emas,
atau seperti Sengoku sang budha, fleet Admiral dalam One Piece yang mampu berubah menjadi budha emas,
atau seolah Raja Sinbad, penguasa tujuh lautan dalam Magi-Magi yang mampu menaklukan Dungeon berisi emas,

atau....setidaknya
seberuntung Nobita yang memiliki Doraemon.
sekaya Tony Stark, sehebat Bruce wayne
yang punya ribuan Perusahaan dan Armor Superhero


aku terlalu banyak menonton kartun....
itu tidak baik.
sisi baiknya ? Aku masih percaya TUHAN Itu ada.



entahlah dibagian mana yang salah..
seolah segala keinginan dan harapan menjadi momok menakutkan dan menjadi racun mematikan dalam hatiku...
aku ingin punya itu.. aku ingin punya ini... aku ingin punya semuanya...padahal... Sedikit Syukur saja, pasti membebaskanku dari segala angan-angan palsu, apalagi banyak.
Sayangnya, hatiku seolah terganjal kepura-puraan.. tergenangi kepalsuan,
hingga pada akhirnya, ia tak lagi punya rasa.

lantas semua itu apa ? Ambisi dan keserakahan aku kira, bukan rasa.

entahlah dibagian mana yang keliru...
seolah kini aku tak bisa berbuat apapun.., jangankan mewujudkan mimpi., mendaratkan keinginan...
bangun dari tidur untuk menundukan kepala padaNYA saja, sesuatu yang sulit kujalani...
padahal...
Sedikit saja memaksakan diri, mempercayai diri lebih dalam lagi, pasti menyirnakan semua belenggu.
Sayangnya, hatiku seolah berlubang, hitam dan kedingingan..
hingga akhirnya, ia siap untuk dirontokkan kapanpun oleh siapapun.

ya aku kalah dengan dunia ini...

aku selalu berfikir, aku bisa melakukan apapun sendiri..
aku selalu yakin bahwa aku cerdas, aku pintar, aku jenius...
aku bahkan selalu yakin, bahwa segala hal dibumi ini, mampu aku taklukan dengan mudah..
dan aku selalu bangga dengan kesombonganku semacam itu..
aku sadar..,
diatasku masih banyak makhluk yang lebih mulia..

aku hanya lupa...
bahwa aku, begitu hina..


ya aku kalah dengan dunia ini...

banyak ke-IRI-an yang aku rasakan akhir-akhir ini..
mereka.. dengan santainya bisa meminta apapun pada orangtuanya..
dengan mudahnya mengucapkan, aku butuh ini, aku butuh itu... aku mau ini, aku mau itu...
dengan gampangnya mengalungkan ribuan permintaan, tanpa pikir panjang..mereka... dengan nyamannya merengek, dengan bangganya menghardik, dan memaksa kehendak
seolah.. mereka anak emas yang wajib dituruti segala inginnya.

dan .....
aku ?
aku tak mampu... sesantai itu meminta...
semudah itu mengucapkan, segampang itu merengek...
apa lagi memaksa dan menghardik...
ada rasa rikuh yang begitu penuh.., seolah...
aku terlalu banyak menyusahkan hidup kedua orangtuaku..
aku terlalu banyak membuat kecewa ayah ibuku..
dan sampai detik inipun..
aku tak pernah bisa membuat mereka bangga padaku..

apalah aku tanpa mereka..?aku begitu iri... berharap mampu merengek seolah anak kecil yang menangis meminta permen..tapi bukan permennya yang aku tuju.. aku hanya ingin berani merengek meminta sesuatu... hanya itu.


aku begitu kalah dengan dunia ini... yap.. begitu kalah...maka seluruh yang ada dalam surat kecil ini... adalah apa yang benar-benar menggangguku akhir-akhir ini...

kenapa aku tidak bercerita pada orang lain..?sebab mereka sendiri begitu banyak bercerita padaku... tentang hidup mereka, masalah mereka dan hati mereka..aku tak punya waktu berbicara pada mereka yang mereka sendiri hanya bisa pada akhirnnya mendengarkanku saja..

yang pasti, ini bukan tentang bagaimana seorang manusia menjalani hidup..ini tentang bagaimana seorang manusia akan mati pada akhirnya..
sebab, aku pikir... sekarang
hidup seorang manusia, diukur bukan dari bagaimana dia menjalaninya..
melainkan diukur dari apa yang telah manusia itu lakukan selama hidupnya..
aku merasa gagal dalam hidupku....
banyak penyesalan yang perlu aku pertanggung jawabakan...
aku menyesal pada pilihanku mejalani hidup... aku menyesal pada pilihanku menghentikan sekolahku...aku menyesal kini tak mampu berbuat apa-apa..

aku berharap bisa mati dengan sebuah kisah yang berujung denga jalan cerita yang baik pada akihrnya...
semoga pada akhirnya... aku mampu mengukirkan namaku...  pada sejarah panjang kehidupan manusia.


Bayuhasta
Hari #2 Untuk Semangkuk Rasa



Kalisalam, 28-04-2014

0 komentar: