Bom Waktu






 


Bom waktu yang kau rangkai tanda ledak nya kian terasa, 
kemertak suaranya mulai melukai telinga, 

kenapa tak kau hentikan lajunya.. kau takut…?!, 
atau tak punya keberanian, 
atau sengaja kan kau luluhlantahkan negri yang indah ini.. ! 

Tempat Segala Duka

Sungguh tiada dapat dimengerti, 
bagaimana bisa kaurobohkan restoran hanya demi warung lesehan,
hanya demi kios ilegal kaki lima.. ?!
kaurela hancurkan supermarket,

bagai mana kau bisa porak porandakan istana
hanya demi gubug yang kurang berharga, 

saaangat mengherankan..,
kaubumi hanguskan hutan lebat nan indah 
hanya demi tumbuhan kecil yang berduri.., 

mengapa,,!? 

barang kali untuk memahaminya memang tak cukup ribuan tanda tanya, 
walau untuk menjawabnya cukup hanya dengan satu kata,

tidakkah kau sadari betapa bangkai yang kau sembunyikan 
menyengat baunya telah mulai mengiris hidung,

mengapa tidak kaubuang.. ?

sedangkan semprotan parfum kebohonganmu tiada cukup untuk menindas aroma menjijihkan,
kenapa kau tak bisa jujur pada dirimu.,

apa menurutmu ada dosa yang lepas tanpa balas..,!? 
walau kau bangun dinding kemunafikan setinggi himalaya 
dan kau bentangkan atap kebohongan seluas samudra,
tiada pernah bisa lindungi dirimu dari gada Tuhan.,

boleh saja kau mengingkari,
tapi kerut diwajahmu telah menceritakan betapa hal maha dahsyat sudah berulangkali terjadi..,
walau bibirmu diam,
tapi tatapan matamu selalu membisikan jutaan kata 
hingga orang paling cerdas pun akan kehilangan akal untuk menterjemahkannya,
karena tatapan matamu adalah kejujuran.,

pernahkah kausadari betapa kesepakatan janji setiamu 
untuk tidak saling mengakui walau harus dibunuh 
kini telah berubah jadi racun yang mulai melukai ratusan hati..?

tapi biarlah untuk sementara waktu ribuan orang kan jadi korban.
karna target penghancuran yang sebenarnya adalah dirimu sendiri dari racun yang tebarkan sendiri..,

kenapa kausuka jadi hantu...?
bukankah telah kuingatkan sejak dahulu..,
 
bagaimana jika sang maha adil berkehendak membukanya,,
apa memang kausengaja menghancurkan negri yang indah ini 
demi pecahan kaca  yang kau anggap permata..?

terbukalah pada pemilik negeri akan sesuatu yang terlanjur terjadi 
semoga isak tangis ratap sesalmu masih berarti 

karena sang pemilik negeri tetaplah bernurani dan masih bisa bermurah hati....




0 komentar: